Fiksi
Kamu Sekuat Aku
Kamu Sekuat Aku, merupakan karya dari Ashni Sastrosubroto. Novel Based On True Story ini bercerita tentang pengalaman pribadi seorang Ashni yang diceritakan melalui Ashya (nama Tokoh utama dalam Novel) melawan penyakit Leukimia ALL yang di deritanya. Dengan perjuangan lebih kurang 2 tahun melawan penyakit lanka ini, dengan susah payah dan jatuh bangun menghadapi kehidupan yang gelap tanpa kepastian, akhirnya Ashya mampu bangkit dari bayangan kematian penyakitnya ini.rnBerawal dari kecurigaannya tentang gejala yang muncul, yaitu selalu muntah sehabis makan Ashya mengetahui bahwa Ia mengidap penyakit Kanker Darah atau lebih banyak dikenal Leukimia ALL. Tubuhnya yang sudah mungil pun semakin menyusut akibat amukan dari penyakitnya. Namun, dengan dukungan keluarga dan sahabat terdekatnya, semangat Ashya yang biasa dipanggil Acha tidak menyusut. Dia segera menuruti keluarganya untuk berobat ke negeri tetangga, Singapore.rnSetelah 6 bulan berobat di Singapore, bukan membaik namun kondisi Ashya cenderung menurun. Berat badannya tak melebihi adiknya yang masih duduk di Sekolah Dasar dengan tinggi badan hanya 150 cm. dan akhirnya Ashya tidak mampu berdiri sendiri dan harus puas untuk mengandalkan kursi roda alat satu-satunya yang akan membawanya barang berjalan-jalan di taman sekitar rumah sakit. Dengan bantuan Ayah dan Ibunya, Tante, serta pembantu yang sudah seperti keluarga, dia menjalani pengobatannya di Singapore. Semua menjaga bergiliran, tidak lupa juga kedua adiknya, Fadli dan Trimi.rnBukan cobaan fisik saja yang dialami oleh Acha. Setelah hampir setahun meninggalkan kota tempat tinggalnya, Bandung. Kekasih Acha, Adri berselingkuh dengan perempuan lain. Ini membuat tekanan bathin teramat sangat untuk Acha karena Adri selingkuh karena dia takut jika dia menikah dengan Acha, keturunannya akan menderita penyakit seperti Acha, tanpa dia ketahui bahwa penyakit Acha bukanlah penyakit menular. Bukan saja berselingkuh, dengan memanfaatkan kebaikan Ayah dan Ibu Acha yang rela membiayai penerbangannya ke Singapore demi membuat Acha senang dan berharap membuat kondisi Acha semakin membaik, nsmun Adri menggunakan kesempatan ini untuk berjalan-jalan dan membawakan oleh-oleh untuk kekasihnya yang baru.rnBerat memang menjadi Acha, belum lagi penyakit yang menggerogoti tubuhnya pergi, kekasih yang dia percaya menjadi belahan jiwanya pergi menghianatinya. Tubuhnya semakin lemah. Berbagai macam cara kemoterapin sudah Ia jalani. Dari kemoterapi yang berefek muntah-makan-muntah dan seterusnya, kemoterapi yang membuat dirinya seperti bayi tak mempunyai bulu sehelaipun, serta kemoterapi yang membuat nafsu makannya bertambah tanpa mengubah tubuhnya yang kering kerontang. Dengan itu Acha tak punya banyak waktu memikirkan Adri. Untuk memikirkan dirinya saja, dia sudah tak mampu.rnCobaan tidak berhenti begitu saja, belum lagi rasa kecewa terhadap penghianatan Adri hilang. Kabar kematian Kakek tersayangnya membuat hatinya hancur begitu sangat mendalam. Terlebih lagi dia tak berada dekat dengan kakek yang amat Ia sayangi, bahkan begitu sangat jauh. Ini membuat Acha menjadi tak tertahankan, keadaan jiwa Acha menjadi tertekan dan mempengaruhi pengobatan Acha. Dipengaruhi jiwa emosinya yang melonjak tinggi Acha berniat menghentikan segala pengobatannya. Tidak ada yang namanya minum obat lagi! Tekadnya. Tidak ada lagi ibadah, tidak ada lagi berdoa. Acha menganggap semuanya sia-sia. Tuhan memang tidak mengijinkan Ia hidup lama di dunia. Dan Acha tidak segan-segan lagi menyatakan jauh dengan Tuhan. Segala pengertian yang diberikan oleh Keluarganya tidak Ia hiraukan dan sampai pada akhirnya Ia merasa kalah dan mencoba untuk mengakhiri hidupnya.rnSaat Acha terbangun dari pingsannya, Ia mendapati semua keluarganya ada dan sahabat-sahabat dari Bandung melingkarinya di tempat tidur. Ini membuat Acha berfikir atas semua kesalahan yang telah Ia lakukan, juga bertaubat kepada Tuhan. Acha menyadari kesombongan serta kesalahan yang selama ini diperbuatnya. Dan saat dia memasrahkan dirinya kepada yang kuasa itulah dia mulai melihat hasilnya. Dia mulai dengan semangat melakukan segala pengobatan, mengatur pola makan serta menghindari apa yang tidak diperbolehkan. Tubuhnya sedikit demi sedikit mulai membaik. Rambutnnya mulai tumbuh, dan dia sudah tak merasakan sakit yang hampir setiap hari menyiksanya. Dan akhirnya, Acha kembali ke bandung.rnAcha mulai memperbaiki semuanya, semangat dan bangkit menghadapi hari esok. Walau tertinggal 2 tahun dari teman-teman seangkatannya, Acha mampu menamatkan kuliahnya dan berhasil menyandang gelar Sarjana Desain Komunikasi Visual di Institut Teknologi Bandung. Dengan ini, lunaslah hutang yang hendak dia bayarkan kepada kedua orang tuanya. Hal yang pernah ia janjikan dulu sewaktu masih menjalani pengobatan.rnMembaca novel ini serasa membuat jiwa yang kosong menjadi terisi kembali. Semakin mensyukuri rahmat yang diberikan Tuhan dan percaya makna hidup yang sesungguhnya, bahwa semua akan indah pada waktunya jika dilakukan serta dijalani dengan perjuangan dan semangat, kesabaran serta keikhlasan. Kita juga menjadi lebih tahu bagaimana menyikapi hidup yang lebih baik sekalipun hidup ini terasa gelap pekat untuk kita hadapi, sampai bagaimana cara kita menghormati dan menghargai seluruh pengorbanan yang telah dilimpahkan Ibu dan Ayah untuk kita.
No other version available