Cinta di Rumah Hasan Al Banna
Buku kecil ini bisa disebut buku saku karena kesederhanannya, sebagaimana produk dari karya ust. Lili yang banyak membuat buku kecil. Akan tetapi, diantara semua buku kecil beliau yang pernah saya baca, menurut saya buku ini adalah buku yang paling berbobot. Setidaknya untuk pribadi yang masih dalam rencana untuk membangun keluarga da’wah (seperti saya). Secara garis besar, sebenarnya pesan global dari buku ini adalah untuk membuat sebuah pilar yang kuat dari fase bina ul-ummat , yaitu takwiinu baytul muslim, dengan sangat baik, mulai dari rencana pemilihan calon ibu/ayah untuk anak-anaknya kelak hingga saat pembinaan keluarga itu sendiri.rnrnBuku ini dimulai dengan kisah like father like son, sebuah kisah yang menggambarkan kesolehan putra seorang Kholifah Umar bin Abdul Aziz. Dilanjutkan dengan kisah dari proses pencarian calon ibu untuk anak-anak dari pemuda Hasan Al-Banna. Saat pencarian itu, ibu dari Hasan Al-Banna berkisah sebagai referensi utama. Ibu yang sholehah, tentu tahu apa yang dibutuhkan oleh pemuda pejuang da’wah seperti Hasan Al-Banna. Bermula dari ketertarikan Sang Ibunda pada kelembutan suara al-qur’an seorang gadis pada saat beliau bersilaturahim di sebuah rumah, lalu Ibunda Hasan Al-Banna bercerita dengan anaknya. Dan kemudian berlanjut ke pernikahan. Yang menarik dari bagian awal ini adalah kelakar ust achmad chumaedi (pembedah buku yang ditemani saya) , †Jodoh bersama dengan tingkatan iman kita “.rnrnSelanjutnya, buku ini membahas tentang bagaimana seorang muassis gerakan ikhwanul muslimin, dalam tingkat kesibukan yang amat sangat, tetap melaksanakan hak dan kewajiban keluarganya terhadap dirinya. Dikisahkan pula tentang seorang suami yang sangat menyayangi dan menghormati istrinya. Digambarkan bagaimana Hasan Al-banna dengan penuh kasih sayang mendidik anak-anaknya, memberikan pemahaman tanpa kekerasan, membuat anak-anaknya cinta dengan al-qur’an dan ilmu pengetahuan. DllrnrnDan agaknya saya termasuk yang sangat senang, saat kebiasaan keluarga kami juga hampir sama dengan apa yang dicontohkan Hasan Al-Banna. Semisal, makan pagi bersama tiap pagi, membaca Al-Qur’an bersama-sama setiap ba’da magrib, pergi ke toko buku tiap bulan untuk membeli buku-buku yang bermanfaat. Keluarga kami juga memiliki arsip dari seluruh rekam jejak fisik dan prestasi setiap anggota keluarga, sebagaimana Hasan Al-Banna juga telah mencontohkannya. Terlebih waktu mengetahui bahwa Hasan Al-Banna juga memberikan budget buku untuk anak anaknya tiap bulan.
No other version available