Textbook
Catatan Hati di Setiap Doaku
Saat cinta bicara sendirirnSaat sakit tak juga usairnSaat usaha hanya berisi kehampaanrnSaat buah hati tak juga di pelukanrnBismillah.rnBersama-Nya tak ada jalan buntu.rnrnrnrnDoa adalah titik embun yang menjelma cahaya, Manakala mimpimu gulitarnAtau harapan tak menemukan di jalannya (Catatan Hati di Setiap Doaku)rnrnSeorang teman pernah berkata kepada saya, percuma berdoa toh doa-doa saya tidak pernah dikabulkan. Kalimatnya membuat saya merenung, benarkah? Bukankah Allah dekat dan mengabulkan permohonan orang yang berdoa, apabila ia bermohon kepadaNya? Apa yang salah dengan doa-doa kita.rnrnAllah, jika kita tak lagi percaya kekuatan doa. Lantas kemana wajah harus dihadapkan ketika keputusasaan menyapa dari berbagai sudut, dan hidup seakan tak punya harapan? Catatan Hati di Setiap Doaku berisi kisah-kisah sejati, keajaiban doa yang dirasakan penulis-penulisnya. Menyentuh dan menggugah. Bagaimana masing-masing berusaha menemukan kekuatan agar tidak tenggelam dalam jerat keputusasaan saat ujianNya menyapa. rnSebagian tulisan di buku ini pernah dimuat dalam Catatan Hati di Setiap Sujudku, yang dulu sempat menjadi best seller. Bahkan diterbitkan di Malaysia dan mengalami cetak ulang. rnSemoga menebalkan semangat berdoa setiap pembacanya, hingga tak menempuh jalan pintas lain, bagi penyelesaian berbagai persoalan kehidupan. rnrnInspirasi dan semangatnya mengingatkan saya akan buku La Tahzan yang fenomenal itu (Helvy Tiana Rosa, Penulis, Dosen UNJ) rnI have to say ... that it is fantastic how Asma Nadia writes and touches the readers' feeling, it is not a common gift"..[smile]. It reminds me of one of my favorite classic writers: Jane Austen (author of the famous "Pride and Prejudice")
No other version available