Textbook
Dahlan Juga Manusia rn(Pengalaman Pribadi Mengenal Dahlan Iskan)
Resensi ini dibuat semata-mata untuk tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia, tugasnya yaitu membuat resensi serta nilai keteladanan yang bisa kita ambil hikmahnya. Tanpa berfikir panjang saya rnlangsung mengajukan tokoh Dahlan Iskan sebagai bahan resensi saya karena beliau sangat memotivasi saya di bidang kepemimpinan dan kesederhanaannya. Belakangan ini semakin banyak sekali buku-buku yang membahas tentang Dahlan, baik yang bersifat fiksi maupun nonfiksi. Ini menandakan popularitas Dahlan yang semakin hari semakin naik (terkenal). Sosok Dahlan dianggap menjadi inspirator dan pribadi yang tidak neko-neko, sehingga banyak sekali yang ingin memberitakannya.rn rnDari sekian banyak buku yang muncul tentang Dahlan Iskan, saya memilih buku ini “Dahlan Juga Manusia†karena ada hal yang menarik dari buku karya mantan pegawai Dahlan Iskan ketika masih bekerja di Jawa Pos. Tulisan Siti Nasyi’ah yang memiliki nama inisial Ita ketika masih bekerja di Jawa Pos, sekarang di Majalah kartini membeberkan sejumlah kisah nyata eduinspiratif dari perilaku nyleneh Dahlan yang hingga kini masih kerap dilakukan. Dengan gaya bahasa empuk tapi meledak-ledak, kocak tapi faktual. Ia juga mengupas secara rinci pengalaman pribadinya selama bersinggungan langsung dengan Menteri BUMN kelahiran Magetan itu. Ada banyak hal menarik yang diungkapkannya, termasuk juga bagaimana seorang Dahlan membesarkan Jawa Pos, koran yang nyaris mati. Di tangan seorang Dahlan, Jawa Pos mampu hidup lagi dan bahkan membesar dengan ratusan anak media di berbagai pelosok Nusantara. Namun, kita sebagian dari kita hanya melihat “kiat sukses†jika kupasan tentang Dahlan dalam membesarkan usahanya itu dari orang luar. Maka, ketika Ita muncul, terasa betul bahwa Dahlan juga mempunyai banyak sisi yang kurang tergali selama ini. Ita sendiri awalnya bergabung di Jawa Pos hanya sebagai mahasiswi magang. Namun, magangnya ia perpanjang hingga kuliahnya pun molor. Pada masa iyulah, banyak hal positif dan negartif yang dirasakannya ketika bersama Pak Bos, julukan Dahlan sebagai pimpinan kala itu. Mulai dari teriakan saat memanggil namanya, bagaimana ia mendidik karyawan, bagaimana Dahlan sering iseng kepada karyawannya, hingga cara Dahlan melatih instingnya menjadi wartawan investigasi. Penulis awalnya adalah seorang wartawan bagian seputar hiburan. Namun, dengan didikan Pak Bos, ia berhasil mengungkap kasus besar yang mengangkat namanya dalam salah satu novel. Dalam kisahnya bersama Dahlan, Ita menceritakan bahwa dirinya sering “dihukum†ketika jadi wartawan oleh bos yang kini justru dianggap seperti ayahnya sendiri itu. Ita pernah disuruh mencari mobil yang entah dimana Dahlan lupa memarkir. Ita kerap disuruh membayar ojek atau taksi yang tidak hanya satu atau dua kali. Tapi paling sedikit 10 kali dalam tiap bulannya. Hukuman yang paling terekam karena berkesan hingga sekarang, Ita adalah ketika dirinya dipanggil dengan suara keras bak halilintar hingga semua awak Jawa Pos hafal dengan “nada†panggilan itu. Dan anehnya, Ita hanya dihukum untuk “duduk diam†di kursi samping Dahlan yang tengah mengedit berita untuk halaman satu. Buku ini9 juga semakin lengkap dengan penuturan kisah Dahlan dari sudut pandang Mbah Iskan (ayah Dahlan). Anak ketiga dari empat bersaudara yang di panggil Elan oleh saudara-saudaranya ini rupanya menyimpan banyak kisah unik di masa kecilnya. Dan, dari berbagai kisah inilan, kita digiring mengetahui latar belakang sepakterjang Dahlan belakangan ini, mulai dari suka naik ojek, hingga tidur hanya beralaskan tikar saat meninjau petani di sebuah kunjungan. Banyak lagi pengalaman-pengalaman Ita bersama bosnya yang penuh emosi dan kemarahan ala Dahlan Iskan itu. Semua kisah interaksi yang aneh dan nyleneh itu Ita satukan dalam satu bab: Aksi dan Eksekusi, dalam buku ini. Seperti Dahlan pimpin langsung berita Walikota, Dahlan jadi sopir pribadi Ita dan Dahlan, dengan ide-ide hebohnya, memberangkatkan ribuan supporter Persebaya ke Senayan Jakarta di tahun 1987, dalam jumlah yang amat-sangat-besar: 300 armada bus ber-AC, tiga pesawat Garuda berjenis besar, dan puluhan gerbong kereta api dari stasiun Pasar Turi (baca hlm 236-241).rn Demikian, buku ini saya katakan: sangat recommended bagi para pembaca sekalian. Lewat buku ini, pembaca akan diajak mengenal lebih dekat seorang Dahlan Iskan. Sosok Dahlan sangat menarik untuk dibahas dari sudut pandang mana pun. Namun, apa yang ditulis Siti ini menjadi catatan tersendiri, sehingga pembaca akan makin paham, siapa Dahlan di mata kolega dan bahkan musuh"-nya. rn"
No other version available