Textbook
Ayah...
BUKU yang mengangkat kisah kehidupan Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan Buya Hamka sudah banyak dikupas. Namun, buku berjudul Ayah Pak Soeryo datang ke rumah membawa pesan terakhir Soekarno. Isi pesan itu meminta kesediaan ayah menjadi imam salat jenazah Soekarnokarangan Irfan Hamka, putra kelima Buya, diklaim penulis sedikit berbeda dengan terbitan-terbitan yang sudah ada.rnrnSebelum Irfan, Rusjdi Hamka, putra Hamka lainnya, juga pernah menerbitkan buku berjudul Pribadi dan Martabat Buya Hamka yang menggambarkan sosok sang ayah.rnrnBuku setebal 320 halaman ini menyuguhkan sosok mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak hanya sekadar cendekiawan, ulama, politikus, sastrawan, tapi juga sisi Buya sebagai ayah, suami, dan kepala keluarga serta sahabat. Sebagai ulama bergelar doktor honoris causa dari Universitas Al-Azhar Mesir, Hamka dikenal memiliki sikap kerap untuk urusan akidah. Namun, di buku ini, penulis juga menampilkan karakter pemaaf dari Buya, bahkan terhadap orang yang membencinya sekalipun.rnrnDi halaman 255, diceritakan hubungan Buya dengan mantan Presiden Soekarno. Pada pemerintahan Soekarno, pria kelahiran 17 Februari 1908 ini pernah menghabiskan waktunya selama 2 tahun 4 bulan di penjara (1964-1966). Ia ditahan tanpa proses pengadilan dengan tuduhan subversif terhadap pemerintahan Soekarno. Hingga suatu ketika, kata Irfan dalam bukunya, ajudan Presiden Soeharto, Mayjen Soeryo membawa pesan keluarga Soekarno untuk Buya.rnrnPada 16 Juni 1970
No other version available