Textbook
Kucing Bernama Dickens : Kisah Memikat tentang Kucing yang Membuat Kita jatuh Cinta
Kucing bukan sekadar hewan piaraan. Kucing adalah sahabat kita dalam melewati masa-masa sulit, teman ketika kita sedang kesepian, bantal sewaktu kita sedang bersedih. Kucing mengulurkan persahabatan, membuat kita merasa geli, dan membawa misteri ke dalam kehidupan kita dengan cara yang tak tertandingi oleh hewan piaraan lain. Dengkurannya yang lembut atau suara mengeongnya dapat mengubah suasana hati dan menghangatkan perasaan. rnDalam buku berisi kumpulan kisah nyata yang menawan ini, Anda akan bertemu dengan kucing-kucing dari berbagai jenis, ukuran, dan tingkah laku. Tiap-tiap kucing memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia pemiliknya. rnAnda akan berjumpa dengan anak kucing kurus kering yang membantu penyembuhan seorang gadis kecil pengidap anoreksia, induk kucing yang merelakan anaknya untuk dimiliki bocah lelaki yang membutuhkan teman, kucing yang berperan sebagai sahabat dalam menempuh jalan panjang nan sunyi menuju kesembuhan penyakit kanker, dan masih banyak lagi kisah tentang kucing-kucing yang luar biasa. rnJadi, siapkanlah secangkir teh atau kopi, duduklah di kursi yang nyaman, bergelunglah bersama kucing istimewa dalam kehidupan Anda, dan nikmatilah kisah-kisah yang menyentuh dan membangkitkan inspirasi ini. (Goodreads)rn~~~rnrnAwalnya saya mengira buku ini akan utuh bercerita tentang Dickens si kucing. Namun begitu membuka dan melihat daftar isi, ternyata Dickens tidak sendirian. Ada 23 kucing lain yang akan saya temui. Walau kisah mereka masing-masing hanya tertulis dalam beberapa halaman, saya tidak keberatan. Karena di sampul depan sudah ada jaminan. Para narator tidak akan pernah mengecewakan saya dengan membuat cerita-cerita dengan akhirnya menggantung. Lagipula semua lembaran akan berbicara tentang kucing, kucing dan kucing, binatang peliharaan paling menggemaskan yang pernah ada.rnrnPerjalanan menemui para kucing dari rumahke rumah tidak semulus yang saya kira. Setiap kisah selalu menyisakan rasa iri dan membuat dahi berkerut bahkan ketika saya baru saja menapakkan kaki di beranda rumah mereka. Tidak hanya satu, dua atau tiga, tapi hampir semua tokoh di buku ini tidak perlu repot untuk menjinakkan sang kucing. Mereka tidak harus membujuk Dickens, Monk, Kit Kat,Mocha untuk masuk dan menjadi bagian dari rumah. Mereka juga tidak harus bersusah-susah melakukan apa saja agar makhluk imut itu bersedia dielus. Karena Mittens, Ollie, Angel-lah yang mendekat. Seakan-akan ada magnet yang tidak terlihat. Yang jelas Morris dan Frankie menjadi jinak bukan karena dipancing oleh makanan seperti yang biasa saya lakukan untuk membuat kucing-kucing liar itu mendekat. Yang menyedihkan cara itupun jarang berhasil bahkan.rnrnKeistimewaan Dickens dan teman-temannya tidak berhenti sampai di situ. Kehadiran mereka sangat berarti bagi kehidupan para narator. Clover muncul di kehidupan Twila dan suaminya, Dan, bukan sebagai peliharaan biasa. Kekhawatiran, rasa kehilangan, tertekan ataupun diabaikan seakan menjadi hal kecil. Clover mengingatkannya pada satu lengan yang mengulurkan persahabatan dan pangkuan yang hangat. Yang mengherankan itu tidak hanya Clover. Hampir semua kucing di buku ini melakukan hal yang sama.rnrnCerita-cerita mereka sempat membuat saya curiga, jangan-jangan ini hanyalah rekayasa semata. Karena hal yang sama rasanya tidak pernah terjadi untuk beberapa tahun yang saya habiskan bersama banyak kucing. Namun para kontributor tentunya tidak akan pernah berbohong untuk hal-hal yang seperti ini.rnrnPada akhirnya buku ini juga mengingatkan saya akan satu hal. Walau Gigi, Lala,Ling-Ling, Newton, Einstein, Pandu, Panda,ataupun Godai tidak sehebat Dickens dan teman-temannya, mereka tetap menyisakan kenangan yang tidak akan pernah tergantikan. Seperti halnya Dickens, Godai pun istimewa. Walau hanya kucing kampung, Godai, dengan caranya sendiri, sempat membuat hari-hari saya punya warna yang berbeda.
No other version available