Textbook
Perampok Bangsa - Bangsa : Mengapa Emas Harus jadi Mata Uang Internasional?
Di masa penjajahan, negara penjajah merampok dan menguras sumber-sumber daya alam milik bangsa terjajah untuk dibawa ke negeri penjajah, untuk kepentingannya. Dan, bangsa terjajah nyaris dibuat tidak berdaya untuk menghalangi perampokan itu. Tapi, kemudian hal itu memunculkan perlawanan untuk merebut kembali sumber-sumber daya alam miliknya. Untuk sebagian besar, upaya itu berhasil. Bangsa-bangsa menjadi merdeka, membentuk negara sendiri yang berdaulat.rnrnNegara penjajah angkat kaki dari tanah jajahannya yang telah berdaulat. Tetapi, apakah mereka benar-benar telah meninggalkannya tanpa menyisakan apa pun? Tidak sama sekali. Negara-negara penjajah itu meninggalkan sebuah sistem yang menjadi jalan mereka kembali merampok sumber-sumber daya alam bekas jajahannya secara pelan-pelan tanpa sadar. Sistem itu adalah sistem moneter yang di dalamnya tercakup sistem bunga, fiat money (uang tanpa nilai intrinsik), dan kewajiban untuk memelihara cadangan minimum di Bank Central (fractional reserve requirement).rnrnBuku yang ditulis oleh Ahamed Kameel Mydin Meera, yang memperoleh gelar doktoralnya dari University of North Texas, USA, bidang Finansial ini membedah secara cukup mendalam dan ilmiah tentang bagaimana dampak berbahaya sistem moneter global yang ada saat ini dengan tiga cakupan itu sekaligus memberikan solusi penyelamatan dari itu semua. Buku ini berargumentasi bahwa ketiga hal itu sangat berbahaya, khususnya terhadap pembangunan negara-negara berkembang sekarang maupun masa akan datang.rnrnBernard Lietaer dan Tarek el-Diwany, seperti dikutip oleh penulis buku ini, mengidentifikasi tiga dampak dari bunga. Pertama, bunga mensyaratkan pertumbuhan ekonomi yang tidak ada ujungnya bahkan ketika standar hidup masyarakat tetap konstan. Kedua, bunga mendorong kompetisi sesama pelaku ekonomi. Ketiga, bunga membuat harta hanya terpusat di tangan golongan minoritas dengan cara mengambil keuntungan (taxing) dari kelompok mayoritas.rnrnFiat money atau uang kertas tanpa nilai intrinsik yang diproduksi tanpa back up apa pun telah berandil besar menciptakan fenomena kelaparan, kriminalitas, pengangguran, segregasi sosial, hingga terancamnya kedaulatan sebuah negara. Persis seperti pameo efek kupu-kupu dalam teori chaos. Bahwa ekonomi mempengaruhi hal lainnya. Fiat money yang tidak stabil menimbulkan gelombang krisis ekonomi dunia yang secara langsung berdampak pada munculnya fenomena sosial tersebut.rnrnDinar emas atau mata uang emas menjadi alternatif tunggal untuk menggantikan fiat money yang tidak stabil dan tidak adil sehingga menimbulkan krisis dunia. Ketidakstabilan fiat money ini karena ia sesungguhnya tidak ril, tidak memiliki nilai intrinsik. Emas layak dijadikan mata uang, karena memiliki beberapa karakteristik, di antaranya memiliki nilai intrinsik, terbatas, padat, stabil dan tahan lama, homogen dan dapat dibagi, bisa disimpan, mudah dibawa (mobile), tidak dimusnahkan atau dikonsumsi pada saat proses digunakan, dan tidak bisa dibuat dan dimusnahkan.rnrnPenulis buku ini merekomendasikan dinar emas sebagai mata uang internasional, dan digunakan dalam semua transaksi ekonomi. Penerapannya memang perlu waktu dan perencanaan yang sangat matang, karena jika terburu-buru juga kacau hasilnya. Lebih lanjut, ia merekomendasikan bahwa selain sebagai alat tukar ril berupa mata uang, juga sebagai alat penghitung atau ukuran penghitung dalam transaksi perdagangan antar negara. Penulis buku ini optimis, hanya inilah jalan keluar dari krisis ekonomi yang berdampak sosial luas, sekaligus untuk melindungi kedaulatan negara-negara dari pencurian dan perampokan dari negara-negara maju. Sebuah ikhtiar yang tentu saja layak diapresiasi.*
No other version available