Textbook
Character Building
Siapa tak kenal dengan Dompet Dhuafa (DD). Sebuah lembaga nirlaba milik masyarakat indonesia yang mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF. Dibalik kesuksesannya terdapat salah seorang aktor yang luar biasa. Dialah Erie Sudewo, sang penulis buku Character Building . Erie Sudewo merupakan mantan Presiden Direktur Dompet Dhuafa yang baru-baru ini mendapat anugerah sebagai Social Enterpreneur dari lembaga terkemuka Ernst & Young 2009. Erie Sudewo dinilai telah turut berperan besar menjadikan Dompet Dhuafa, lembaga filantropi yang pernah dipimpinnnya, menjadi “The Biggest NGO in Indonesia.â€rnrnDalam bukunya pertamanya ini , Erie Sudewo menekankan betapa penting sebuah pendidikan karakter bagi bangsa ini. Sebuah pendidikan yang kini sudah langka di negeri ini, bagaimana tidak? Kini negeri kita semuanya serba terbolak balik. Orang jahat malah bisa jadi pahlawan. Koruptor tak lagi risih dan malu di tayangkan media berhari-hari. Penjual asset negara tetap jadi terhormat.rnrnPendidikan karakter kini sulit kita temukan dalam sekolah. Hampir semua sekolah di dunia, fokus pada peningkatan kompetensi. Pendidikan karakter dilupakan. Kalaupun ada sebatas mempelajari, bukan mendidik jadi lebih baik. Leo Tolstoy, seorang sastrawan Rusia berkata “Banyak yang tahu bahwa orang lain harus berubah tetapi sedikit yang tahu, bahwa diri merekalah yang seharusnya berubahâ€. Melalui buku ini Erie Sudewo mengajak kita mendidik karakter diri agar menjadi manusia yang lebih baik. Dalam bukunya ini, Erie membagi karakter ke dalam tiga kelompok.rnrnPertama, karakter dasar. Seperti halnya sebuah bangunan, hampir semua bangunan memiliki pondasi di bawahnya guna menopangnya agar berdiri kokoh. Begitu pula dengan manusia, membutuhkan sebuah pondasi dalam hidupnya. Tanpa pondasi, manusia jadi mudah goyah dan tidak berpendirian. Manusia yang kuat prinsipnya pun terkadang terpeleset apalagi yang hidup tanpa nilai. Bicara tentang nilai atau sifat baik banyak jumlahnya. Untuk karakter dasar ini, sifat baik menurup penulis ialah tidak egois, jujur dan disiplin.rnrnKedua, karakter unggul. Untuk menjadi manusia baik, kita cukup memiliki karakter dasar namun untuk menjadi manusia yang unggul kita perlu karakter unggul. Karakter unggul merupakan beberapa sifat yang menjadikan kita manusia unggulan. Tapi sebelum memiliki karakter dasar jangan bercita-cita maju. Bina diri saja belum bisa apalagi menjadi unggulan. Untuk sifat karakter unggulan ini, Erie mengambil tujuh buah sifat yang dapat membentuknya yaitu ikhlas, sabar, bersyukur, bertanggung jawab, berkorban, perbaiki diri, dan bersungguh-sungguh.rnrnKetiga, karakter pemimpin . Karakter ketiga ini merupakan karakter yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan kapan pun dan di mana pun. Seseorang yang memiliki jiwa kepemimpinan sudah pasti bisa memimpin sedangkan seorang pemimpin belum tentu bisa memimpin. Pemimpin tanpa karakter sama artinya pemimpin tanpa moral. Pimpinan tak bermoral berbahaya bagi dirinya, bagi yang dipimpin, bagi bangsa, bagi Negara dan bagi agama. Untuk memiliki karakter kepemimpinan kita harus melatih sifat-sifat dalam karakter pemimpin. Menurut penulis sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah adil, arif bijaksana, kesatria, tawadhu, sederhana, visioner, solutif, komunikatif, dan inspiratif.rnrnSecara garis besar buku ini mampu memberikan penjelasan yang ringan dan lugas dalam menyampaikan sifat-sifat dari karakter tersebut. Dalam buku ini penulis memberikan contoh-contoh implementasi karakter melalui kisah-kisah nyata di sekitar kita. Selain itu , ada pula ilustrasi karakter yang menyegarkan pembaca ketika membaca buku ini. Hanya saja ada kata atau kalimat yang ditulis secara berulang-ulang yang menyebabkan kejenuhan dalam membacanya. Selain itu ada beberapa penulisan kalimat yang kurang baik sehingga cukup sulit memahami maksud dari kalimat tersebut.rnrnTerlepas dari kelebihan dan kekurangan buku ini, menurut saya buku ini harus dibaca oleh siapapun. Anak sekolah, mahasiswa, guru, karyawan, direktur bahkan anggota dewan. Dengan membaca ini semoga mampu menyadarkan kita betapa pentingnya karakter dalam kehidupan. Ketika setiap orang mengembangkan karekter yang baik semoga saja bangsa ini akan jauh lebih baik lagi.
No other version available